Teknologi Turbin Angin

Tingkatkan Pengembangan Industri Lokal

SEBUAH perusahaan asal Indonesia mengembangkan turbin listrik tenaga angin yang nyaris sepenuhnya memanfaatkan komponen lokal. Teknologi turbin tersebut pun dinilai bisa menghembuskan nafas ekonomi di daerah tertinggal.

Turbin listrik tenaga angin sumbu vertikal itu dikembangkan oleh PT Quasar Mandiri. Dengan kemudahan merakitnya dari komponen lokal, Quasar berharap teknologi bernama Aerostellar ini bisa diadopsi di daerah-daerah tertinggal.

"Turbin angin milik kita perangkatnya 100 persen lokal. Hanya bagian magnet saja yang impor. Sisanya bahannya ada di pasaran," papar Yana S Rahardja, Managing Director PT Quasar Mandiri. Pipa, besi dan aluminiumnya menurut Yana bisa didapatkan di pasaran. "Kami hanya membuat sayap, generator dan power controlnya saja. Sisanya bisa dibuat sendiri oleh siapapun," tuturnya.

Yana berharap dengan mudahnya merakit Aerostaller ini bisa menjadi solusi sumber energi aternatif yang murah dan mudah diimplementasikan oleh masyarakat. Karena, menurut Yana, dengan adanya listrik roda perekonomian bisa berjalan. "Dan kalau dilihat, daerah yang belum tersentuh listrik adalah daerah yang miskin. Seperti pesisir pantai, ini yang ingin kita dukung," ia menambahkan.

Yana mengklaim desain Aerostellar sangat cocok dengan karakteristik angin di Indonesia yang sering berubah-ubah arah serta rata-rata kecepatan angin di Indonesia yang relatif rendah. "Kecepatan 7 meter per detik itu sudah cukup untuk memutar turbin. Indikatornya bendera bisa berkibar. Itu cukup," katanya.

Masuknya Quasar ke bidang pembangkit listrik menurut Yana bukan berarti pihaknya meninggalkan basis di industri manufaktur. "Kita mau memajukan bangsa ini dengan teknologi. Tapi ngga ada listrik? Ya, kita harus masuk ke sana. Bukan sebagai mainstream tapi supporting product," ia menandaskan.(afz/wsh)

0 Response to "Teknologi Turbin Angin"

Posting Komentar